jalah petua
hidup saat ini tak harus adil,, walau begitu keadilan tetap harus ditegakkan,, kalau tidak bisa di akhirat, maka di dunia juga bisa.
walau nantinya akan dibalas, namun aku tetap tak terima dengan semua ini. aku adalah anak yg hidup dengan ayahku, setiap hari aku bekerja dan bersekolah part time. mungkin itu istilah keren yang bisa ku gunakan walau sebenernya gak sekeren yg asli.aku bekerja sebagai nelayan cilik, hidup didalam perahu sudah makanan sehari-hari. penghasilan gak tentu, dan tergantung dari ikan2 yg berhasil ku ambil, ya benar ku ambil karena aku tidak pernah merasa memiliki sungai yg begitu panjangnya, namun aku seenaknya mengambil ikan dari situ.
aku biasanya mengambil ikan dari pulang sekolah sampai aku capek, aku jarang lihat jam, dirumahku saja tidak ada jam sehingga kalau-kalau aku berangkat sekolah, aku hanya perpatokan pada "kira-kira". ikan yg ku ambil biasanya harga di pasaran 1000 per 100 gr,, kadang juga ikan yg seharga 1500 per gr juga kudapat. aku tak begitu mengenal nama-nama ikan itu, yang kutahu hanyalah harga-harga mereka di pasaran. namun lain hanya denga ayahku yg sangat faham betul dengan berbagai jenis ikan dan perawatannya karena dulunya dia adalah seorang petambak ikan, sering diselah-selah pekerjaan, aku diceritakan tentang cara merawat dan memperlakukan ikan. namun tambaknya sekarang habis dijual untuk keperluan rumah sakit. walau begitu ayahku tak pernah menyesalinya karena itu semua merupakan usaha untuk menyelamatkan aku. kadang, aku menangis ketika mendengarkan cerita ayah tentang perjuangan ibuku dulu yang berusaha sekuat tenaga melahirkan aku. tak hanya aku yang sedih, kadang ayah juga terdiam dan matanya berembun ketika menceritakan semua kejadian itu. semuanya begitu cepat dan sampai hari ini ayahku berdo'a untuk ibuku.
walau nantinya akan dibalas, namun aku tetap tak terima dengan semua ini. aku adalah anak yg hidup dengan ayahku, setiap hari aku bekerja dan bersekolah part time. mungkin itu istilah keren yang bisa ku gunakan walau sebenernya gak sekeren yg asli.aku bekerja sebagai nelayan cilik, hidup didalam perahu sudah makanan sehari-hari. penghasilan gak tentu, dan tergantung dari ikan2 yg berhasil ku ambil, ya benar ku ambil karena aku tidak pernah merasa memiliki sungai yg begitu panjangnya, namun aku seenaknya mengambil ikan dari situ.
aku biasanya mengambil ikan dari pulang sekolah sampai aku capek, aku jarang lihat jam, dirumahku saja tidak ada jam sehingga kalau-kalau aku berangkat sekolah, aku hanya perpatokan pada "kira-kira". ikan yg ku ambil biasanya harga di pasaran 1000 per 100 gr,, kadang juga ikan yg seharga 1500 per gr juga kudapat. aku tak begitu mengenal nama-nama ikan itu, yang kutahu hanyalah harga-harga mereka di pasaran. namun lain hanya denga ayahku yg sangat faham betul dengan berbagai jenis ikan dan perawatannya karena dulunya dia adalah seorang petambak ikan, sering diselah-selah pekerjaan, aku diceritakan tentang cara merawat dan memperlakukan ikan. namun tambaknya sekarang habis dijual untuk keperluan rumah sakit. walau begitu ayahku tak pernah menyesalinya karena itu semua merupakan usaha untuk menyelamatkan aku. kadang, aku menangis ketika mendengarkan cerita ayah tentang perjuangan ibuku dulu yang berusaha sekuat tenaga melahirkan aku. tak hanya aku yang sedih, kadang ayah juga terdiam dan matanya berembun ketika menceritakan semua kejadian itu. semuanya begitu cepat dan sampai hari ini ayahku berdo'a untuk ibuku.
Komentar
Posting Komentar