jalah petua (ulang tahun)
walau aku sering gak tau jam bukan berarti aku gak tau waktu, karena hari ini adalah hari ulang tahunku. sebenarnya aku gak pengen mengingat hari ulang tahunku karena aku gak pengen kayak anak kaya yang menghambur-hamburkan uang di jalan yang gak begitu bermanfaat hanya untuk ulang tahun, walau kadang aku hadir di acara pesta ulang tahun temanku hehe, tapi itu untuk mendapatkan makan malam yang sekiranya lebih enak dari biasanya.
karena hari ini hari ulang tahunku dan karena juga hari kebetulan hari libur(truuss ? masalahnya ?) hari ini aku akan berkunjung ke almarhum ibuku( oh maaf )
hari ini umurku 9 tahun, dan 9 tahun juga kepergian ibuku. bapakku meliburkan semua kegitan hari ini bila memungkinkan, dan memang itu memungkinkan.
bapakku membeli beberapa bungah untuk dibawa ke makam beliau, dan saat disana(koq cepet -__-) bapakku menaburkan bunga diatas makam ibuku dan menyiraminya. bau harum muncul dari makam itu, bapakku bilang itu berasal dari bungah itu, tapi aku yakun itu berasal dari ibu.
bapakkupun mulai membacakan do'a untuk ibuku agar beliau diterima di sisi-Nya. aku hanya mengangkat tangan dan barkata "amiin" sambil melihat mata bapakku yang mulai berembun. usai do'a, bapakku meng usap-usap batu nisan makam itu sambil membersihkan debu-debu yang menutupi tulisan dibatu nisan itu.
tak satupun dari kita berbicara, karena tak ada keinginan untuk merusak suasana itu.
karena hari ini hari ulang tahunku dan karena juga hari kebetulan hari libur(truuss ? masalahnya ?) hari ini aku akan berkunjung ke almarhum ibuku( oh maaf )
hari ini umurku 9 tahun, dan 9 tahun juga kepergian ibuku. bapakku meliburkan semua kegitan hari ini bila memungkinkan, dan memang itu memungkinkan.
bapakku membeli beberapa bungah untuk dibawa ke makam beliau, dan saat disana(koq cepet -__-) bapakku menaburkan bunga diatas makam ibuku dan menyiraminya. bau harum muncul dari makam itu, bapakku bilang itu berasal dari bungah itu, tapi aku yakun itu berasal dari ibu.
bapakkupun mulai membacakan do'a untuk ibuku agar beliau diterima di sisi-Nya. aku hanya mengangkat tangan dan barkata "amiin" sambil melihat mata bapakku yang mulai berembun. usai do'a, bapakku meng usap-usap batu nisan makam itu sambil membersihkan debu-debu yang menutupi tulisan dibatu nisan itu.
tak satupun dari kita berbicara, karena tak ada keinginan untuk merusak suasana itu.
Komentar
Posting Komentar