jalah petua (kunang-kunang)

malam ini sangat sunyi... terdengar suara aliran air, suara jangkrik dan suara burung hantu(emange suaranya kayak gimana burung hantu ?),, ku lihat bapakku masih bekerja dengan jalahnya,, aku duduk di gubuk sambil berfikir kapankah kehidupan kami tak seperti ini lagi ??

aku hanya meng ayun2kan kaki ku dan kulihat bapakku semakin menjauh dari gubuk, dan hanya kulihat samar2 karena penerangan disini sangatlah kurang,,
aku mengangkat kakiku dan berdiri di gubuk itu sambil melihat setiap sudut gubuk itu, aku tidak tau kenapa aku melakukannya(terselah penulis donk) yang jelas aku tidak menemukan apapun.

hari semakin gelap dan bapakku belum berhenti bekerja, aku ingin pulang untuk segera tidur. bapakku jarang sekali mengajakku bekerja semalam ini kecuali ada sesuatu yang sangatlah penting untukku atau dia. namun walau aku diajak bekerja, bukan berarti aku disuruh bekerja,, aku hanya menemaninya bekerja sekedar hanya untuk memberi motivasi. aku memahami itu, karena aku sendiri pernah mengalaminya... mengalami situasi dimana aku ingin mendapat perhatian walau sekedar perhatian sederhana seperti dipandang, diajak bicara atau semacamnya.

semakin larut malam ini, dan bapakku kembali dari pekerjaannya yang lama dan menyusahkan itu. tak ku lihat wajah bapak karena kelamnya malam ini yang ku tahu yaitu suara kakinya. aku segera turun dari gubuk dan bergegas pulang.

kulihat sepanjang perjalanan pulang kunang2 sedang berterbangan di samping sungai,

sangat indah.

aku pernah dengar katanya kunang-kunang itu adalah kuku orang yang sudah wafat. sulit untuk percaya tapi, terlintas dibenakku tetang keindahan yg kulihat itu berasal dari ibuku,,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Denah Unesa Ketintang

Lambang atau logo SMA Negeri 1 Sidayu

Gerobak Sampah ( contoh cerpen b.indonesia << tugas sekolah minimal 700 kata )