jalah petua (perpisahan)

seorang temanku sekelas akan pindaha hari ini, dari berita yang aku dengar katanya orang tuanya pindah ke kota karena mendapatkan pekerjaan yang layak. entah kapan bapakku juga mendapat nabsib yang beruntung sehingga kami mendapat pekerjaan yang layak. walau begitu aku seharusnya masih mensyukuri nikmat yang ada padaku saat ini. tapi sulit untuk mengingkari bahwa memang keadaan ekonomi keluargaku berada dibawah rata-rata. mungkin itu hanya kiasan yang ku buat mengingat aku sendiri tidak tahu bagaimana penghasilan rata-rata penduduk dunia.

temanku yang akan pindah itu mengucapkan salam perpisahan walau pindahnya baru besok.aku hanya tersenyum kecil saat dia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan kepadaku dan akhirnya kitapun bersalaman. dan setelah aku ia melanjutkan ke teman berikutnya dan begitu seterusnya.

entah kenapa guru pengajar memberi tugas hari ini dengan menulis surat sebagai kenang-kenangan untuknya agar dia tidak lupa dengan kami semua. aku yang tidak pandai merangkai kata-kata dan tulisanku yang amburadul membuat suratku ini seperti sampah kertas yang di coret-coret, akupun tak segan untuk membuang hasil tulisanku jika aku menjadi dia. tapi tentu saja dia tidak melakukan itu karena kita diajarkan untuk menghargai karya orang lain. dan aku kira itu hanya pelajaran biasa yang menjadi salah satu KD yang dipakai untuk ujian.

usai semua itu, temanku tadi berterimah kasih atas kenang-kenanganya. dan hari ini adalah sebuah perpisahan baginya dan bagi sebagian temanku di kelas.

setiap pertumuan pasti juga ada perpisahan, entah kapan aku mendengar pepatah itu, yang jelas terdengar masuk akal di pikiranku. untuk ibuku, entah kapan kita pernah bertemu tapi kenapa kita berpisah ? mungkin pepatah itu tidak selalu benar adanya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Denah Unesa Ketintang

Lambang atau logo SMA Negeri 1 Sidayu

Gerobak Sampah ( contoh cerpen b.indonesia << tugas sekolah minimal 700 kata )