cerpen - sebaris semut

5 ekor semut sedang berjalan dimalam hari, tampak mereka sedang mencium bau-bau yang membuat mereka tertarik untuk dijadikan bahan persediaan makannya. kala itu mereka sedang berada disebuah ruangan dengan lampu yang redup dan tentu seperti semut kebanyakan mereka tidak bisa bicara, namun bukan berarti mereka tidak bisa berkomunikasi. bahkan dengan kekurangnya yang tidak bisa bicara, mereka bisa lebih kompak dibandingkan dengan manusia.

sudah beberapa menit mereka berpencar dan berputar-putar diarea sekitar tempat mereka menemukan bau itu, tidak lama seekor semut menemukan bangkai kecoak yang mati. memang tidak selalu yang diinginkan semut adalah yang identik dengan gula, asalkan itu adalah makanan yang dapat mereka cerna, mereka akan mengerubunginya dan mengikis benda itu sedikit demi sedikit.

Entah bagaimana caranya semut-semut yang lain juga menemukan kecoak itu, mungkin dengan semacam sinyal yang dipancarkan oleh semut yang menemukannya, tapi menurutku tidak setiap yang memiliki antena bisa memancarkan sesuatu karena presepsi yang memiliki antena bisa memancarkan sesuatu seperti antena semut adalah presepti yang diciptakan dari argumen visual yang dibuat seseorang, karena pada dasarnya orang selalu lebih suka membandingkan sesuatu.

tidak lama gerombolan semutpun datang untuk menyelubungi tubuh kecoak, sehingga aku tidak bisa membedakan 5 ekor semut tadi atau memang sebenarnya dari awal aku menganggap mereka semua sama dan dari awal aku tidak bisa membedakan 5 semut tersebut, bahkan aku tidak akin bahwa tadi terdapat 5 ekor semut.

Aku pikir kenapa mereka tidak memilih makanan yang lebih layak dari sebuah kecoak ? kurasa karena mereka hewan yang tidak suka pilih-pilih dan selalu menerima apa adanya. bahkan untuk sebuah makanan yang saya anggap tidak layak tersebut mereka kadang mempertaruhkan nyawa dengan melewati wilayah-wilayah yang dapat dijangkau manusia, mereka tidak takut terinjak dan mereka tidak membalaskan dendam atas banyaknya teman mereka yang mati hanya karena sebuah injakan yang bahkan tidak dianggap berarti bagi manusia.

bisa dibayangkan bila semut memiliki akal yang sama dengan manusia, mereka akan melakukan kudeta dan menginvansi dunia. apalagi dengan kekompakan mereka yang solid, bukan tidak mungkin bagi mereka untuk menguasai dunia. bahkan seekor semut bisa menumbangkan gajah dengan masuk kedalam telinganya.

apakah manusia adalah manusia ?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Denah Unesa Ketintang

Lambang atau logo SMA Negeri 1 Sidayu

Gerobak Sampah ( contoh cerpen b.indonesia << tugas sekolah minimal 700 kata )