Cerpen - Fajar tidaklah salah

Aku bangun kesiangan lagi dan mungkin saat itu pukul 9, kudapati aku terbangun dengan posisi tidur yang tidak karuan. Aku pikir aku membuat dosa lagi karena bangun dipagi hari dan tidak sholat Subuh pada waktunya, sehingga yang kutuju adalah kamar mandi untuk berwudlu dan sholat Subuh dengan di Qadho'. Dengan mata masih terkantuk-kantuk aku melaksanakan sholat subuh, tanpa qunut, tanpa khusu', tanpa wirid. Berulang kali aku melakukan hal tersebut tiap harinya, sempat aku berfikir akankah aku masuk syurga bila aku menyelewengkan sholat tersebut karena ayahku pernah berkata "orang yang sholat saja belum tentu masuk syurga, apalagi orang yang jarang sholat".

"hmmm" gumamku, kali ini aku bangun lebih pagi dari biasanya, kali ini aku bangun tepat saat waktu melaksanakan shalat subuh, mataku masih terasa berat, badanku masih dalam posisi tidak karuan diatas kasur yang hangat, yang ku pikirkan aku rasa tidak ada kecuali rasa malas, dalam pikiranku "hemmm jam 4.30, tidur 10 menit lagi ntar baru sholat subuh". Terkadang aku tau bahwa itu adalah bisikan setan agar mencegahku melaksanakan sholat subuh, entah mengapa dalam tiap keadaan seperti itu aku tidak mampu melawannya. Dan tiap kali ku pikir aku bisa tidur 10 menit lagi dan melaksanakan sholat subuh tepat waktu, aku selalu berakhir kesiangan dan sholat subuh bukan pada waktunya. Kurasa aku berbuat dosa lagi, dan bahkan kali ini kurasa dosaku lebih berat dan bahkan dengan mengganti sholat tersebut tidak akan sama sekali cukup untuk menebus dosa itu.

Aku tau aku sering melakukan dosa, dalam pikir ku aku ingin bertobat tapi aku selalu takut bertobat karena nantinya aku takut berbuat hal yang sama lagi, dalam pikirku "tobatnya nanti saja kalau udah nemu waktu yang tepat". Dan lagi-lagi aku mengetahui kalau yang kulakukan adalah salah, tapi ketakutanku selalu menghalangiku untuk meluruskan kesalahan akan taubat itu. Sering aku berdo'an agar Tuhan menyadarkanu dari perbuatan dosa semacam hal itu, tapi kurasa aku memang sadar telah melakukan perbuatan salah dan Tuhan tidak perlu menyadarkanku. Untuk kesekian kalinya aku masih tidak sempat melihat fajar, untuk kesekian kalinya aku masih melakukan dosa, dan untuk kesekian kalinya aku tahu dan aku diam.

Bahkan mungkin ketika seseorang menasihatiku bahwa hal tersebut tidaklah baik, aku masih melakukan itu(mungkin).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Denah Unesa Ketintang

Lambang atau logo SMA Negeri 1 Sidayu

Gerobak Sampah ( contoh cerpen b.indonesia << tugas sekolah minimal 700 kata )