Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

cerpen - sebaris semut

5 ekor semut sedang berjalan dimalam hari, tampak mereka sedang mencium bau-bau yang membuat mereka tertarik untuk dijadikan bahan persediaan makannya. kala itu mereka sedang berada disebuah ruangan dengan lampu yang redup dan tentu seperti semut kebanyakan mereka tidak bisa bicara, namun bukan berarti mereka tidak bisa berkomunikasi. bahkan dengan kekurangnya yang tidak bisa bicara, mereka bisa lebih kompak dibandingkan dengan manusia. sudah beberapa menit mereka berpencar dan berputar-putar diarea sekitar tempat mereka menemukan bau itu, tidak lama seekor semut menemukan bangkai kecoak yang mati. memang tidak selalu yang diinginkan semut adalah yang identik dengan gula, asalkan itu adalah makanan yang dapat mereka cerna, mereka akan mengerubunginya dan mengikis benda itu sedikit demi sedikit. Entah bagaimana caranya semut-semut yang lain juga menemukan kecoak itu, mungkin dengan semacam sinyal yang dipancarkan oleh semut yang menemukannya, tapi menurutku tidak setiap yang memilik

pasca penutupan gang "eheem"

kemarin saya sempat hadir dalam sebuah acara yang membahas mengenai penutupan gang dolly. Seperti biasanya saya hanya mengjadi objek mati untuk mengisi latar pada acara tersebut, karena saya tidak memiliki keinginan untuk berbicara di depan publik saat itu. dari yang saya tangkap memanglah hampir semua pihak setuju dengan penutupan gang tersebut, namun disisi lain banyak pihak yang masih menyayangkan cara penutupan yang dilakukan oleh pihak pemeritahan. Tapi bagi saya penutupan yang seperti itu cukup baik mengingat bila kita melakukan cara "lembek" maka nantinya seperti orang yang akan kita taggih hutangnya, yaitu selalu mengatakan "maaf saya gak punya uang hari ini, bayarnya minggu depan, saya janji koq" dan anda pasti tahu bahwa kebanyakan orang yang mengatakan begitu pastinya ia kecil kemungkinannya untuk membayar hutangnya. Dari diskusi tersebut yang saya tangkap bahwa kurangnya pemenuhan hak kepada para penghuni gang tersebut, entah itu benar atau tidak bah

egois dan individualis

Gambar
dari survey ini bisa kita liat bahwa orang lebih condong lebih suka dido'akan (16 orang) daripada mendo'akan(4 orang)  dengan rasio 4 :1 yg berarti lebih memikirkan diri sendiri dari pada memikirkan orang lain,, namun tidak ada yg salah dari "memikirkan diri sendiri". karena memang itulah yang kita lakukan setiap harinya. egois dan indivedulis adalah 2 hal yg berbeda egois adalah orang yang   hanya memikirkan diri sendiri walaupun harus merugikan orang lain untuk mendapatkan keuntungan individualis adalah orang yg memikirkan diri sendiri untuk mendapatkan keuntungan namun tidak dengan cara merugikan orang lain hidupku sering dikelilingi orang egois, karena aku seorang individualis yang karena sedikit kelebihanku yang jarang aku bagikan, orang-orang disekitarku merasa tidak mendapatkan keuntungan apapun dariku. sehingga dengan mengatakan aku adalah orang yang egois karena tidak membagikan kelebihanku memaksa aku di cap sebagai orang yang egois. sedangkan aku me

Nasib "generasi tandur" (generasi pertanian)

Bulan juni di Indonesia para siswa yang sudah melaksanakan ujian nasional sekarang sedang ramai-ramainya mencari perguruan tinggi untuk melanjutkan kuliah. Terdengar bagus memang bila anak muda jaman sekarang lebih peduli dengan pendidikan yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Tapi tidak ada sesuatu yang sempurna seutuhnya, terkadang memang harus ada dampak positif dan negatif dari suatu tindakan. Secara tidak sengaja hari ini saya mendengar pembicaraan seorang supir angkot yang secara pendidikan mungkin saya lebih beruntung dari mereka, saya mendengar "Lah saiki arek enom podo kuliah kabeh, yo'opo generasi tandur mene" yang maknanya kurang lebih "generasi mudah sekarang hampir semuanya kuliah dan melanjutkan pendidikannya, lalu bagai dengan generasi para pentani yang memenuhi kebutuhan pangan negeri ini nantinya ?". Setelah mendengar hal itu saya berfikir bahwa ada benarnya perkataan orang tersebut, karena jika semua anak muda lebih memilih kuliah daripa

Cerpen - Fajar tidaklah salah

Aku bangun kesiangan lagi dan mungkin saat itu pukul 9, kudapati aku terbangun dengan posisi tidur yang tidak karuan. Aku pikir aku membuat dosa lagi karena bangun dipagi hari dan tidak sholat Subuh pada waktunya, sehingga yang kutuju adalah kamar mandi untuk berwudlu dan sholat Subuh dengan di Qadho'. Dengan mata masih terkantuk-kantuk aku melaksanakan sholat subuh, tanpa qunut, tanpa khusu', tanpa wirid. Berulang kali aku melakukan hal tersebut tiap harinya, sempat aku berfikir akankah aku masuk syurga bila aku menyelewengkan sholat tersebut karena ayahku pernah berkata "orang yang sholat saja belum tentu masuk syurga, apalagi orang yang jarang sholat". "hmmm" gumamku, kali ini aku bangun lebih pagi dari biasanya, kali ini aku bangun tepat saat waktu melaksanakan shalat subuh, mataku masih terasa berat, badanku masih dalam posisi tidak karuan diatas kasur yang hangat, yang ku pikirkan aku rasa tidak ada kecuali rasa malas, dalam pikiranku "hemmm jam